BAB I
PENDAHULUAN
Pendidkan karakter yang menjadi tujuan utama terbentuknya generasi penerus bangsa yang meneruskan estafet perjuangan dalam mengisi kemerdekaan RI ini harus menjadi prioritas di semua lembaga PAUD.
PAUD Terpadu Islam Diponegoro yang berada dibawah naungan Yayasan Pendidikan Islam Diponegoro Surakarta merupakan salah satu bagian dari masyarakat yang ingin turut berperan membangun generasi handal untuk NKRI tercinta..
Dalam rangka mewujudkan itu semua dibutuhkan sebuah menajemen pengelolaan lembaga PAUD dengan memaksimalkan potensi lingkungan yang ada baik internal; termasuk guru – guru PAUD maupun eksternal; dari orangtua anak didik juga tokoh masyarakat, sampai pada pemanfaatan limbah plastik di lingkungan PAUD Terpadu Islam Diponegoro.
Di tempat penyusun mengabdikan diri, keadaan tahun pelajaran 2017/ 2018 semester ke 1 (awal diangkatnya penyusun sebagai kepala PAUD Terpadu di PTI Diponegoro) berdasarkan hasil pemantauan, monitoring dan evaluasi terhadap guru PAUD Terpadu Islam Diponegoro yang meliputi : kompetensi kepribadian, sosial, profesional dan paedagogik (nilai kinerja) juga orientasi pelayanan, integritas, komitmen, displin, kerjasama antar guru serta kepemimpinan (Nilai perilaku kerja) terdapat hasil yang masih dibawah harapan. Guru yang memperoleh nilai 3 ke atas baru mencapai 26%; ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Nilai Guru PTI Diponegoro Semester 1 TA 2017/2018
Sumber : Dokumen penilaian PTI Diponegoro
No | Nama Guru | Nilai Kinerja | Nilai perilaku kinerja |
1 | Nadhiroh Ibrahim,SPd | 3,1 | 3,0 |
2 | Tri Lastari, S.Pd | 3,6 | 3,5 |
3 | Ifana Rahmawati, S.Pd | 2,8 | 2,9 |
4 | Juli Sumanti Ambar Wati, S.Pd | 2,7 | 2,6 |
5 | Sunarjo, S.Pd | 2,6 | 2,8 |
6 | Nikmah Rodhi, SPd | 2,4 | 2,6 |
7 | Eva Ratnasari, SPd | 3,4 | 3,2 |
8 | Siti Zulaikhah, S.Sn | 2,8 | 2,7 |
9 | Nabilah Baraja | 2,4 | 2,2 |
10 | Ninik Yuniati | 2,5 | 2,6 |
11 | Sakinah,SPd | 2,4 | 2,4 |
12 | Nunung Ella A. Rini,SPd AUD | 2,6 | 2,4 |
13 | Tarika,MPsi, Psi | 3,5 | 3,2 |
14 | Dwi Nurhayati, SPd AUD | 2,6 | 2,7 |
15 | Ika Rahmawati, MPd | 2,3 | 2,4 |
Kenyataan di lapangan masih ada guru – guru yang belum melaksanakan tugasnya dengan baik dalam kedisiplinan misalnya hadir masih terlambat, sehingga penataan lingkungan main tergesa – gesa / kemrungsung dan masih ada guru yang belum menguasai penyusunan kurikulum operasional yang dibutuhkan sebagai acuan kegiatan belajar mengajar di PAUD Terpadu Islam Diponegoro. Hal ini berakibat pula terhadap pengembangan karakter anak – anak.
Gambar 1. Situasi saat berdo’a bersama, situasi di kelas, serta
Keadaan ruang kelas dan depan ruang kelas
Gambar di atas menggambarkan masih minimnya pendidikan karakter peserta didik yang ada di PTI Diponegoro; dari penilaian terhadap penegemnangan karakter (religius, kemandirian dan tanggungjawab) masih sebesar 70% anak didik dari masing – masing rombongan belajar mendapat kriteria tidak tuntas (TT)/BB (belum muncul) dan MB (mulai muncul); sedangkan yang telah tuntas (T)/ BSH (sesuai harapan) dan BSB (sangat baik) hanya sekitar 30% nya.
Tabel 2. Nilai siswa dilihat dari pengembangan karakter
(religius, kemandirian dan tanggungjawab)
Sumber : Dokumen penilaian anak didik PTI Diponegoro
Kelas | Jml anak | Religius | Kemandirian | Tanggungjawab | |||
BT | TT | BT | TT | BT | TT | ||
Ar Rahman | 15 | 11 | 4 | 10 | 5 | 10 | 5 |
Ar Rahim | 15 | 10 | 5 | 11 | 4 | 10 | 5 |
Al Alim | 17 | 11 | 6 | 12 | 5 | 11 | 6 |
An Nur | 17 | 12 | 5 | 11 | 6 | 11 | 6 |
Al Fattah | 17 | 11 | 6 | 11 | 6 | 12 | 5 |
Ar Rozaq | 16 | 11 | 5 | 11 | 5 | 12 | 4 |
Al Bashir | 19 | 13 | 6 | 12 | 7 | 13 | 6 |
Al Qalam | 19 | 13 | 6 | 13 | 6 | 12 | 7 |
As Sami’ | 19 | 12 | 7 | 13 | 6 | 13 | 6 |
Melihat kenyataan diatas, penerapan Manajemen PAUD yang baik sangat dibutuhkan di PAUD Terpadu Islam Diponegoro. Penyelenggaraan program di lembaga PTI Diponegoro sangat tergantung pada cara kepala PAUD dalam memaksimalkan potensi lingkungan terutama orangtua dan guru PAUD yang bersentuhan langsung dengan anak didik, maupun tokoh masyarakat, sehingga harapan untuk membangun karakter positif anak dapat terwujud melalui peningkatan kwalitas SDM (guru PAUD) dalam memberikan pelayanan pada anak usia dini di PTI Diponegoro.
Melihat kenyataan dan harapan yang ada, penyusun memiliki sebuah strategi yaitu strategi “Tepa Tuladha”.
Tepa Tuladha merupakan akronim dari penyelenggaraan program In House Training, kode etik dan SOP, spiritual teaching, evaluasi kinerja dan perilaku kerja serta reward dan punishment.
Adapun tujuan disusunnya karya nyata ini :
Manfaat yang dapat di ambil dari penyusunan karya nyata ini :
Meningkatnya kompetensi GTK PAUD Dikmas dalam melayani anak usia dini yang ada di lembaga PAUD secara profesional sehingga terbentuk karakter peserta didik yang kuat.
Terwujudnya PAUD berkwalitas sesuai kebijakan pemerintah terutama Dinas Pendidikan Anak Usa Dini (Bidang PAUD dan Dikmas).
BAB II
PEMBAHASAN
Adapun konsep Pengelolaan Tepa Tuladha. Meliputi program :
IHT (In House Training) adalah pelatihan yang dilaksanakan secara internal di lembaga, sekolah atau tempat lain yang ditetapkan untuk menyelenggarakan pelatihan. Strategi pembinaan melalui IHT dilakukan dengan dasar bahwa sebagian kemampuan dalam meningkatkan kompetensi dan karir guru tidak harus dilakukan secara eksternal, tetapi dapat dilakukan internal.
IHT juga merupakan suatu pelatihan internal yang diprakarsai oleh kepala PAUD yang melibatkan seluruh stakeholder terutama bagi guru PAUD Terpadu Islam Diponegoro yang dijadwalkan secara berkala dimana topik bahasannya disesuaikan untuk meningkatkan profesionalitas mereka dalam membangun karakter anak didik. IHT dapat dilaksanakan dengan narasumber kepala PAUD atau oleh guru yang memiliki kompetensi lebih kepada guru lain yang belum memiliki kompetensi.
Selain itu, IHT lebih bagus dilaksanakan dengan memberdayakan potensi lingkungan dengan mendatangkan narasumber pakar baik dari Dinas Pendidkan, akademisi maupun praktisi. yang dinilai kompeten untuk bersama – sama membahas materi untuk meningkatkan profesionalitas guru PAUD terutama dalam membangun karakter anak didik.
Maksud dan tujuan diselenggarakannya IHT adalah untuk meningkatkan profesionalitas guru PAUD Terpadu Islam Diponegoro melalui penjabaran kompetensi yang diamanatkan permendikbud No. 137 tahun 2014; sebagai berikut:
Jika empat kempetensi di atas sudah terpenuhi maka guru dapat dikatakan menjalankan tugasnya secara profesional; hal ini akan berbanding lurus dengan pembentukan karakter peseta didik.
Kode etik Guru Indonesia yang ditetapkan pada konggres PGRI ke 13 pada tahun 1973 harus menjadi landasan utama dalam pengembangan profesionalitas guru yang selanjutnya berimbas pada penguatan karakter anak – anak. Guru PAUD juga merupakan bagian dari keluarga besar guru yang memiliki kewajiban menjunjung tinggi kode etik guru. Kode etik guru terdapat pada lampiran 3.
SOP atau standar operasional prosedur adalah dokumen yang berkaitan dengan prosedur yang dilakukan secara kronologis untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk memperoleh hasil kerja yang paling efektif.
Kode etik guru dan SOP harus diimplementasikan oleh guru PTI Diponegoro dalam melayani dan mendidik anak usia dini sehingga karakter anak dapat dibangun dengan mudah.
Strategi spiritual teaching adalah sebuah proses penyampaian dan penanaman pengetahuan atau keterampilan yang berkaitan dengan interaksi guru PTI Diponegoro dalam kerangka pengabdian kepada Allah sebagai sang Maha Pemilik Ilmu, yang Maha Tahu yang selalu melihat praktek guru dalam membina anak didiknya dengan pendekatan spiritual, dengan cara mencintai profesi dan anak didiknya.
Seorang guru yang dikatakan cerdas, profesional dan bermakna tidak hanya memberikan atau menyampaikan pengetahuan (transfer of knowledge) tapi juga mampu menyampaikan nilai-nilai moral sehingga mampu mendidik sikap dan perilaku peserta didik menjadi lebih baik (transfer of value).
Spiritual teaching atau pendidikan spiritual adalah penguatan kekuatan spiritual bagi diri seseorang (dalam hal ini guru PAUD); sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan naluriah beragama mereka, menata sifat mereka dengan tata krama dan meningkatkan kecenderungan mereka, serta mengarahkan mereka pada nila-nilai spiritual, prinsip, dan suri tauladan yang bisa mereka dapatkan.
Sebagai bagian dari upaya peningkatan mutu pendidikan terutama dalam membentuk karakter anak, maka perlu dilakukan evaluasi kinerja dan perilaku kerja guru di PAUD Terpadu Islam Diponegoro.
Evaluasi yang baik adalah yang memberikan dampak positif pada perkembangan program, dalam hal ini pembentukan karakter anak didik dengan pelayanan profesional oleh guru PAUD yang ada PTI Diponegoro. Evaluasi terhadap guru dilakukan bersama antara kepala sekolah, pihak yayasan maupun orangtua dalam rangka membawa perubahan yang baik/positif bagi guru, lembaga maupun kepada siswa.
Kepala PAUD perlu menerapkan program Reward and Punishment. Di dalam metode Reward and Punishment, terdapat dua langkah. Reward merupakan pemberian hadiah yang bertujuan untuk memberikan penguatan terhadap perilaku yang baik. Hadiah merupakan bentuk motivasi sebagai penghargaan atas perilaku yang baik/sesuai. Sedangkan punishment adalah pemberian hukuman yang bertujuan untuk mengubah dan memotivasi guru, sehingga guru berusaha menjauhi hukuman yang sudah ditentukan terlebih dahulu.
Terdapat beberapa prinsip pemberian hadiah / reward yang harus diketahui kepala PAUD : Penilaian didasarkan pada perilaku bukan pelaku, hadiah / reward tidak harus berupa materi. Sedangkan pemberian hukuman : Kepercayaan didahulukan, kemudian hukuman; Menghukum tanpa emosi; Hukuman/ punishment sudah disepakati dan harus bersifat mendidik.
Implementasi Strategi Pengelolaan yang dilaksanakan dalam karya nyata ini meliputi beberapa langkah; yaitu :
Identifikasi kebutuhan merupakan langkah saintifik yaitu menanya. Identifikasi kebutuhan peningkatan kompetensi guru ini dilaksanakan melalui pengisian instrumen kebuuhan peningkatan kompetensi (salinan terdapat pada lampiran 4).
Gambar 2. Guru
PTI Diponegoro
mengisi instrumen
Gambar 3 kegiatan FGD Sebagai langkah sainstifik (pengumpulan informasi)
Adapun langkah selanjutnya dalam strategi TEPA TULADHA sebagai langkah saintifik mengkomunikasikan yaitu:
IHTuntuk semua guru PTI Diponegoro dilaksanakan sesuai jadwal yang telah disusun per triwulan.
Adapun jurnal IHT terdapat pada lampiran 7.
Gambar 4.IHTbersama UMMI Ganbar 5. IHT bersama Ketua IGTKI
Foundation Cab Surakarta Kota Surakarta
Gambar 6. IHT melalui Coaching oleh Kepsek
Penerapan kode etik dan SOP yang dilakukan kepala PAUD antara lain:dengan memimpin apel pagi sebagai pemacu semangat / motivasi untuk guru dan karyawan, juga mendelegasikan tugas – tugas pada hari tersebut jika pengelola harus meninggalkan lembaga. Begitu pula ketika ada guru yang terpaksa tidak hadir, saat apel pagi pengelola PAUD dapat menunjuk guru lain untuk melaksanakan tugas guru yang bersangkutan sehingga tugas profesional dalam melayani peserta didik tetap terlaksana dengan baik.
Kegiatan apel pagi juga meminimalisir keterlambatan kehadiran guru di PAUD Terpadu Islam Diponegoro.
Gambar 7. Apel Pagi
Pengelola PAUD membuat dan menempelkan slogan sebagai motivasi dan selalu mengingatkan guru agar bisa menjadi tauladan bagi anak didik (terdapat pada lampiran 8).
Pengelola PAUD juga mewajibkan semua guru masuk dan menjadi anggota aktif organisasi profesi.
Adapun salinan SOP dan standar pelayanan PTI Diponegoro terdapat pada lampiran 9 dan 10.
Setiap dua minggu sekali guru – guru mengikuti pengajian yang di adakan oleh yayasan yang menghadirkan narasumber tokoh masyarakat (ulama’) juga mengikuti kegiatan pengajian yang diadakan oleh PADMAH (Perkumpulan Pendidik Anak Usia Dini Muslimah) Kota Surakarta yang dimotori oleh Ibu Kasi PAUD dan Pendidikan Keluarga. Kepala PAUD memberikan informasi dan memotivasi agar semua guru mengikuti dengan baik.
Gambar 8. Kegiatan spiritual teaching bersama PADMAH dan Ulama’ Solo (oleh Yayasan)
Langkah ini merupakan langkah saintifik yang dilakukan oleh kepala PAUD, berkolaborasi dengan orangtua siswa dengan mengamati. Kepala PAUD melakukan observasi melalui lembar evaluasi. Adapun lembar observasi terdapat pada lampiran 11; untuk orangtua siswa, pihak lembaga PTI Diponegoro membagikan instrumen penilaian kepada orangtua untuk di isi dan dikembalikan ke lembaga. Adapun salinan lembar instrumen (angket) untuk orangtua murid terdapatpada lampiran 12.
Gambar 9. Kepala PAUD melaksanakan evaluasi kinerja dan perilaku kerja guru
Setelah langkah evaluasi kinerja dan perialku kerja dilaksanakan kepala PAUD selanjutnya diberikan reward kepada guru yang memiliki nilai tertinggi setiap semesternya dengan memajang foto di pigura diberi tulisan guru terbaik pada semester tersebut juga dan di pajang di area PAUD. Guru – guru yang belum memenuhi standar diminta oleh kepala PAUD untuk membuat APE sebagai media pembelajaran yang dibuat dari bahan limbah plastik yang ada d lingkungan PTI Diponegoro dan setiap semester diminta untuk menciptakan kreatifitas media interaktif (misalnya lagu, tepuk, syair ) untuk anak didik yang dapat membentuk karakter anak.
Gambar 10. Reward dan hasil punishment
Langkah berikutnya dilaksanakan evaluasi untuk mengetahui keberhasilan dari penerapan manajemen dengan pengamatan serta penilaian. Tujuan evaluasi ini untuk menilai apakah ada peningkatan profesionalitas guru PAUD yang berbanding lurus dengan perubahan karakter peserta didik ke arah yang lebih baik di PTI Diponegoro setelah penerapan strategi manajemen TEPA TULADHA dilaksanakan.
Adapun hasil yang dicapai dari pelaksanan strategi TEPA TULADHA antara lain :
Terciptanya kedisiplinan dalam melaksanakan tugas; yang antara lain dapat dilihat dari kehadiran guru di lembaga P.T.I Diponegoro.
Sumber : Dokumen buku presensi PTI Diponegoro
Gambar 12: Rekapitulasi presensi guru 17/18 dan 18/19
Secara bertahap hasil atau nilai guru semakin meningkat. Peningkatan ini dapat dilihat dari hasil obsrvasi dan evaluasi kinerja guru dan perilaku kerja baik supervisi pembelajaran maupun pemantauan empat kompetensi guru secara berkala (tiga bulan sekali / per tri wulan.
Dalam bentuk grafik batang dapat penyusun sampaikan data sebagai berikut :
Sumber : Dokumen penilaian kinerja dan perilaku kerja PTI Diponegoro
Gambar 13 : Rekapitulasi nilai guru 17/18 dan 18/19
Terlihat adanya perubahan karakter anak dalam pelaksanaan kegiatan di PAUD terpadu Islam Diponegoro antara lain saat berdo’a, mau meletakkan sesuatu di tempatnya, antri bersalaman dengan guru ketika pulang.
Gambar 13. Perubahan karakter anak didik
Semenjak penerapan startegi TEPA TULADAHA dilaksanakan dengan konsisten, jumlah murid di PTI Diponegoro semakin meningkat dari tahun pembelajaran ke tahun pembelajaran. Dalam bentuk grafik berikut penyusun sajikan.
Sumber : Dokumen data siswa PTI Diponegoro
Gambar 14 :Jumlah Siswa Tahun Pelajaran 2016/2017 Sampai 2018/2019
Dampak yang timbul setelah penerapan strategi TEPA TULADHA, dapat dirasakan lembaga PAUD, dan masyarakat serta lembaga PAUD lainnya.
Semakin meningkatnya kinerja dan perilaku kerja guru PAUD yang ada di PTI Diponegoro yang berimbas pada pembentukan karakter anak didik menimbulkan dampak eksitensi dan keberlangsunagan lembaga PTI Diponegoro semakin kuat.
Meningkatnya mutu pelayanan terhadap Pendidikan anak usia dini dalam proses kegiatan belajar yang dilaksanakan secara profesional (memenuhi 4 kompetensi yang harus dikuasai) oleh guru yang ada di PTI Diponegoro dalam membentuk karakter anak didik, sehingga masyarakat sekitar merasa nyaman menitipkan pendidikan anak usia dininya tidak perlu jauh – jauh mencari PAUD yang berkwalitas.
PTI Diponegoro menjadi tujuan untuk menimba pengetahuan tentang manjemen PAUD, dalam bentuk sarasehan / silaturromi maupun melalui studi banding. PTI Diponegoro menerima tamu studi banding dari beberapa lembaga PAUD yang tergabung dalam IGTKM (Ikatan Guru TK Muslimat) Bangil Jawa Timur. Adapun surat permohonannya terdapat pada lampiran 13.
Gambar 15. Menerima kunjungan dari KB/TK AT Bintangku dan Studi banding dari Bangil Jawa Timur
Kendala yang dihadapi dalam penerapan manajemen TEPA TULADHA :
Solusi yang dapat diberikan :
Faktor internal :
Faktor eksternal :
Alternatif pengembangan dalam pelaksanaan Strategi TEPA TULADHA antara lain:
Gambar 16 : Sosialisasi TEPA TULADHA
Gambar 17. Visitasi akreditasi
BAB III
PENUTUP