SELAYANG PANDANG SEJARAH BERDIRINYA YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM DIPONEGORO SURAKARTA

YPID SELAYANG PANDANG SEJARAH BERDIRINYA YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM DIPONEGORO SURAKARTA

“Prestasi Masa Lalu Sebagai Jembatan dan Bekal Menuju Prestasi Masa Depan”

Berawal dari niat suci dan cita-cita mulia untuk meyebarkan agama Islam dan menjaga akidah Islam generasi penerus serta membina akhlaq dan budi pekerti yang luhur, maka berkumpullah beberapa tokoh masyarakat Solo pada tanggal 7 Oktober 1928 (bertepatan dengan 1 Jumadil Awal 1346H) untuk membentuk sebuah organisasi yang bergerak di bidang pendidikan dan sosial.

Kesepakatan pada waktu itu melahirkan sebuah organisasi yang masih merupakan cabang dari Yayasan Arrabithah Al-Alawiyah yang berpusat di Jakarta.

Beberapa tokoh pendiri utamanya adalah sebagai berikut :

  1. Assayyid Hussin Bin Alwi Bin Shahab
  2. Assayyid Ibrahim bin Agil Assegaf
  3. Assayyid Muhammad bin Segaf Assegaf
  4. Assayyid Ali bin Salim Aidid
  5. Assayyid Edrus bin Muhammad Aljufri
  6. Assayyid Alwi bin Ali Alhabsyi
  7. Assayyid Ali bin Muhammad Alhabsyi
  8. Assayyid Hasan bin Husein Assegaf
  9. Assayyid Ali bin Syech bin Shahab
  10. Assayyid Salim bin Basri Assegaf
  11. Assayyid Muhammad bin Abdullah bin Husein Assegaf
  12. Assayyid Husin bin Abdurrahman Assegaf
  13. Assayyid Abdullah bin Abdurrahmann bin Smith
  14. Assayyid Husein bin Abdullah Alhabsyi
  15. Assyech Ahmad bin Ali bin Muhammad Makarim

Nama-nama mereka kini terukir dalam sejarah dengan tinta emas tidak hanya di panggung dunia namun hingga di kehidupan akhirat berkat keikhlasan dan perjuangan mereka yang tidak mengenal lelah. Mereka telah menyumbangkan baik pikiran, tenaga maupun keuangan demi terwujudnya gagasan di atas.

Pada mulanya organisasi ini bergerak di bidang Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab ditambah dengan pengetahuan umum yang masih sangat terbatas. Pada waktu itu organisasi ini belum memiliki bangunan yang permanen, hingga akhirnya setelah 2 tahun berdirinya mulailah mendapat dukungan dari masyarakat sekitar.

Dengan semangat dan tekad yang ada, tokoh-tokoh utama dan pendukungnya segera mengambil inisiatif merealisasikan pendirian bangunan sekolah “Madrasah Ibtidaiyah” yang berlokasi di Jl. Katangan, Pasar Kliwon, Solo (kini bernama Jl. Kapten Mulyadi – lokasi bangunan ini kini telah menjadi bagian banguan Masjid Ar-Riyadh, Gurawan – Solo).

Ketulusan hati dan semangat mereka mungkin menyebabkan tidak terpikirnya hal-hal yang bersifat seremonial seperti mencatat tanggal peletakan batu pertama atau untuk sekedar penulisan prasasti. Bahkan dokumen pendukung yang mungkin bisa membantu kita mengenal sejarah pendirian bangunan awal sekolah ini telah sirna ditelan banjir besar tahun 1966 yang kala itu melanda kota Solo.

Dengan makin berkembangnya minat masyarakat serta tekad pengurusnya untuk memasukkan pengetahuan umum sesuai kurikulum Pemerintah dalam pendidikan Madrasah Ibtidaiyah, maka pada tahun 1952 diputuskanlah untuk mengubah status Madrasah Ibtidaiyah menjadi Sekolah Rakyat (SR).

Dorongan untuk tetap menjaga keimanan dan ketaqwaan serta membekali generasi mudanya dengan ilmu pengetahuan yang cukup, maka pada tanggal 1 Agustus 1953 dibukalah Sekolah Menengah Pertama yang menempati bangunan yang dipinjamkan oleh Bp. R. Hadiwijaya dengan dukungan Bp. Awadh Syahbal di Jalan Pasar Kliwon (kini menjadi RSUI Kustasi, Solo).

Dukungan dari masyarakat untuk dakwah fisabilillah terus mengalir hingga akhirnya Alhamdulillah pada tahun 1953 telah dibeli sebidang tanah seluas 2600 m2 yang terletak di Jl. Mertodranan, Pasar Kliwon (bekas tanah kubur Belanda – kini merupakan Gedung Utama Yayasan Pendidikan Islam Diponegoro).

Perkembangan yang pesat menuntut dibukanya SMP khusus Putri sekaligus SD Putri pada tahun 1954. Untuk melengkapi Pendidikan Dasar, maka pada 17 Februari 1954 dibukalah sekolah Taman Kanak-kanak yang menempati lokal di bagian SD Putra Jl. Katangan, Pasar Kliwon.

Melihat tanggung jawab yang makin berat terhadap Allah SWT dan masyarakat, maka pada tanggal 2 September 1955 Yayasan Arrabithah Al-Alawiyah didaftarkan dalam Akte Notaris R. Soegondo Notodisoeryo dengan sususan pengurus yang baru.

Untuk lebih menanamkan rasa kepribadian sebagai Bangsa Indonesia yang cinta pada tanah airnya, maka pada tanggal 9 Maret 1966 telah diambil keputusan mengganti nama Yayasan Arrabithah Al-Alawiyah menjadi Yayasan Pendidikan Islam Diponegoro yang namanya dipakai hingga saat ini.

Selanjutnya perjalanan Yayasan Pendidikan Islam Diponegoro ini berkembang dengan baik sesuai harapan pemerintah dan masyarakat dan tidak menyimpang dari azas dan tujuan didirikannya Yayaysan ini.

Dalam perkembangan tersebut telah dapat dibeli sebidang tanah di Wiropaten, Pasar Kliwon seluas 520 m2 yang dibangun untuk menampung siswa SMP Putra hingga kini.

Kemudian pada tahun 1967, karena kesadaran dari pengurusnya untuk membekali generasi muda khususnya remaja putri dengan Aqidah dan Akhlak yang mulia, maka dibukalah sekolah SMA Khusus Putri yang menempati gedung SMP dan SD Putri di Jalan Mertodranan.

Berkat usaha keras dan semangat yang tiada henti demi kelangsungan perkembangan pendidikan generasi penerus serta didasari oleh niat yang tulus, maka pada tahun 1981 telah dibeli sebidang tanah seluas 910 m2 yang terletak di Jalan Serayu, Semanggi untuk digunakan sebagai Gedung SMA Putri. Gedung SMA Putri ini yang dana pembangunannya 50% didapat dari bantuan Kerajaan Arab Saudi melalui Duta Besarnya di Indonesia mulai digunakan secara resmi pada tanggal 29 Maret 1982.

Bersamaan dengan diresmikannya penggunaan gedung SMA Putri tersebut, dibangun pula sebuah Gedung yang digunakan untuk Taman Kanak-kanak yang lokasinya berdampingan dengan Gedung SD dan SMP Putri. Biaya pembangunan Gedung TK tersebut dipikul oleh dua orang dermawan Solo.

Pembangunan terhadap fasilitas pembelajaran dan pembenahan dalam bidang pendidikan terus berjalan hingga kini mengikuti perkembangan zaman namun tetap memegang prinsip-prinsip pendirinya. Pilar-pilar pendidikan agama sebagai alasan berdirinya Yayasan ini terus dan tetap dipertahankan.

Perlu juga diketahui, bahwa perkembangan Yayasan ini juga tidak lepas dari peranan ibu-ibu yang turut menyumbangkan tenaga, pikiran dan keuangan mereka demi keberhasilan Yayasan ini. Mereka memang tidak tampil di garis depan, namun perjuangan dan dorongan mereka telah mengantarkan tokoh-tokoh utama pendiri Yayasan ini mampu mengemban amanat suci ini.

Keberhasilan Yayasan ini telah terbukti dengan berbagai ukiran prestasi sejak lahirnya hingga kini. Mulai dari kualitas lulusan (alumni) Yayasan ini yang kini telah menduduki berbagai posisi penting di negeri ini baik sebagai menteri, pejabat publik, pemimpin organisasi penting, profesional, pengusaha, ulama dan pendidik hingga prestasi siswa-siswi dan guru-gurunya baik di tingkat kota, propinsi dan nasional.

Apresiasi yang besar terhadap keberhasilan Yayasan ini juga ditunjukkan dengan berbagai kunjungan delegasi seperti Mantan Presiden  Anwar Sadat (ketika masih menjabat Menteri Pendidikan Mesir), Duta Besar negara-negara sahabat, Ulama dan Tokoh penting organisasi Islam di Timur Tengah dan Asia Tenggara.

Keberkahan ilmu yang didapat dari Yayasan ini telah memperkuat sendi-sendi kehidupan masyarakat yang kita cintai. Terbentenginya lingkungan masyarakat dengan agama dan akhlak yang mulia telah meyelamatkan generasi ini dari kerusakan moral dan kehancuran bangsa.

Akhirnya, tiada kata yang dapat kita sampaikan selain terima kasih yang sebesar-besarnya atas perjuangan & tetesan keringat, darah dan air mata para pendiri, pengurus dan penerusnya serta doa yang tulus dari lubuk hati yang paling dalam agar Allah SWT mengalirkan pahala Jariyah mereka hingga hari akhir, mengampuni dosa dan kesalahan mereka, menempatkan mereka di tempat yang tertinggi bersama para Nabi, para Shiddiiqiin, para Syuhada dan para Solihin. Amin.