Suar-suara itu membuat semua siswa siswi SMP Islam Diponegoro berlarian untuk menyelamatkan diri, mereka berlarian tunggang langgang kebingungaan untuk menyelamatkan diri. Pasukan Belanda dengan persenjataan lengkap dan dengan garangnya mereka datang menfaatkan kesempatan setelah Jepang pergi dari bumi pertiwi, saat dimana rakyat Indonesia mengenyam kebebasan. Belanda kembali bercokol di bumi Nusantara. Mereka memporak porandakan, mengambil harta benda,dan melakukan penindasan.
Jangan panik dulu ya.. narasi diatas adalah cuplikan dari event luar biasa SMP Islam Diponegoro untuk ikut memeriahkan HUT RI Ke 72. Sebuah Drama Kolosal berjudul “Berkibarlah Benderaku Meski Nyawa Taruhannya” disuguhkan secara apik oleh seluruh siswa dan siswi SMP Islam Diponegoro tanpa terkecuali. Semua penonton yang terdiri dari Wakil Dinas Pendidikan, Ketua Dewan Pengurus Yayasan Pendidikan Islam Diponegoro (YPID), Direktur Sekolah YPID, Konsultan Pendidikan Umum YPID, Kepala Sekolah SD, Siswa Siswi SD, berdecak kagum dan tak enggan untuk bertepuk tangan selama drama kolosal dipertontonkan. Terutama di adegan-adegan terakhir saat pejuang Indonesia berperang melawan penjajah dengan bambu runcing.
Pada awalnya rakyat Indonesia hidup secara damai dan tentram di bumi pertiwi. Aktifitas sehari-haripun dikerjakan dengan suka cita. Menggarap sawah dan lading, menanam padi, jual beli di pasar, sekolah, bermain, dan masih banyak lagi. Namun seketika tempat tinggal mereka menjadi mencekam setelah tentara belanda merebut kedamaian di tanah mereka. Air mata pesakitan tumpah, darah bercucuran, dan korban berjatuhan. Namun, rakyat Indonesia tidak tinggal diam, saatnya kita rebut kembali tanah air kita.
“Melihat penderitaan dan kesengsaraan, bangsa Indonesia menyatukan tekat untuk merebut kembali apa yang seharusnya menjadi haknya. Tidak melihat dari golongan dan kasta mana pun baik rakyat, pajabat, ulama, dan pemuda mereka bersatu untuk mengusir penjajah dari bumi tercinta ini. Dengan tekat lebih baik mati berkalang tanah dari pada hidup dijajah, ya Allah bantu kami untuk menumpas kedzaliman berikan kami semangat dan kekuatan Allahu Akbar ……..Allahu akbar……..yang benar pasti menang….. seraaaang!!!! …….Serbuuuu!!!!” Begitu seruan narator saat adegan peperangan yang menegangkan antara Rakyat Indonesia dan Tentara Belanda.
Dan dapat dipastikan akhirnya pejuang-pejuang mampu mengalahkan tentara Belanda, walau harus dengan nyawa sebagai taruhannya. Maka berkibarlah sang dwi warna merah putih, berkibar di bumi Indonesiaku ini. Suara teriakkan pekik merdeka di iringi gema takbir berada dimanapun berada, di seluruh penjuru tanah air tercinta ini.
Alhamdulillah, atas berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan Kegigihan Rakyat Indonesia, saat ini kita dapat merasakan indahnya kemerdekaan selama 72 Tahun. Jangan lupain jasa jasa mereka yaaa..
SMP Islam Diponegoro memiliki program-program menarik sebagai usaha peningkatan kualitas pelayanan pendidikan bagi peserta didiknya. Dilengkapi dengan fasilitas penunjang KBM yang lengkap dan tenaga pendidik yang amanah dan berkualitas menjadikan SMP Islam Diponegoro salah satu sekolah islam terbaik di kota Surakarta.
(Bu Isbandiyah & Humas)