Kisah Nurul Hidayah ini mungkin bisa dijadikan inspirasi, motivasi dan teladan bagi kita semua. Hidayah , demikian biasa gadis ini dipanggil oleh teman-temannya dilahirkan di Surakarta, 5 Oktober 2002 . Puteri kedua dari pasangan Akhmad Mustofa dan Yanti Trisnawati ini tinggal di Kampung Gurawan Pasar Kliwon Surakarta. Seperti kebanyakan anak-anak yang lain dia dibesarkan dengan penuh kasih sayang oleh kedua orang tuanya. Namun ketika dia masih duduk di kelas 3 SD sebuah musibah menimpa kedua orang tua Hidayah. Sebuah kecelakaan lalu lintas merenggut nyawa Ibu dan Ayahnya. Setelah kejadian tersebut Hidayah dibawah asuhan kakek dan neneknya yang juga mencintainya seperti cinta dari kedua orang tuanya. Beruntung Hidayah meski kini telah menjadi yatim piatu tapi dia memiliki kakek bernama Sahlan Rosidi yang meskipun berprofesi sebagai penarik becak tapi tetap memberikan perhatian dan kasih sayang kepada Hidayah. Dengan berbagai kendala dan keterbatasan yang ada sebagai penarik becak namun Sahlan Rosidi tetap berusaha memberikan yang terbaik kepada Hidayah terutama dalam bidang pendidikan.
Setelah menyelesaikan pendidikan sekolah dasar Hidayah melanjutkan sekolah di SMP Islam Diponegoro Surakarta. Bukan sebuah kebetulan jika kecintaan Hidayah pada dunia Pramuka sejak kecil seperti menemukan wadah yang tepat di SMP Islam Diponegoro saat dia mengikuti kegiatan ekstra kurikuler Pramuka. Sebuah mimpi dan cita-cita Hidayah adalah untuk mengikuti Jambore Nasional sebagai sebuah puncak kegiatan yang di idam-idamkan seluruh insan yang aktif di dunia pramuka. Mimpi yang awalnya tampak mustahil ini bagi Hidayah ini mulai menunjukan titik terang saat dia dipilih untuk mewakili SMP Islam Diponegoro untuk mengikuti seleksi peserta Jambore Nasional untuk tingkat kota Surakarta. Dengan melalui proses seleksi yang ketat dan melalui beberapa tahap akhirnya Hidayah terpilih dalam seleksi tersebut dan tergabung dalam 32 siswa-siswi SMP yang akan bertolak ke Jakarta untuk mengikuti Jambore Nasional pada tanggal 14 s.d 21 Agustus 2016.
Menurut gadis yang bercita-cita ingin menjadi Polisi ini keberangkatannya sebagai anggota kontingen kota Surakarta ibarat sebuah anugerah yang luar biasa dari Allah SWT. Terlebih dukungan yang diberikan oleh pihak Yayasan Pendidikan Islam Diponegoro Surakarta yang telah menanggung seluruh beaya dan keperluan Hidayah untuk mengikuti kegiatan Jambore Nasional semakin membuatnya percaya bahwa Allah SWT cinta dan sayang pada dirinya. Hidayah sungguh beruntung karena Yayasan Pendidikan Islam Diponegoro pun juga telah memberikan beasiswa berupa pembebasan biaya pendidikan ketika dia masuk dan belajar di SMP Islam Diponegoro Surakarta. Selain itu dukungan dari Kepala Sekolah , guru-guru pembimbing dan teman-temannya semakin menjadikan Hidayah yang kini duduk dikelas 8 SMP ini semangat untuk terus berprestasi.
Dukungan kepada Hidayah tampak luar biasa ketika sebuah acara khusus diadakan oleh Yayasan Pendidikan Islam Diponegoro untuk melepas keberangkatanya ke Jambore Nasional 2016. Dalam sebuah acara yang dikemas dalam tema Nurul Hidayah – From Zero to Hero seluruh civitas akademika yang bernaung di bawah Yayasan Pendidikan Islam Diponegoro ikut terlibat dalam sebuah acara yang khidmat dan mengharukan. Acara yang juga dihadiri oleh ketua yayasan dan juga direktur sekolah ini diadakan di lapangan sekolah pada Jumat (5/08) mulai jam 07.00 WIB. Asad Alwi selaku ketua Yayasan Pendidikan Islam Diponegoro menyampaikan bahwa apa yang diraih oleh ananda Nurul Hidayah merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi yayasan dan tentunya prestasi ini patut dicontoh dan sebagai motivasi bagi siswa-siswi yang lain. Sementara itu Abubakar Husein, S.T selaku direktur sekolah dengan didampingi oleh Namara Dirgantara S.Pd M.M selaku kepala sekolah SMP menyatakan bahwa sekolah-sekolah yang bernaung di bawah Yayasan Pendidikan Islam Diponegoro dari PAUD,SD, SMP dan SMA memang berkomitmen untuk terus memberikan dukungan dan fasilitas kepada siswa-siswi untuk berprestasi dalam bidang akademis maupun non akademis. Abubakar Husein melanjutkan bahwa dukungan bagi Hidayah akan tetap diberikan sepulang dari Jambore Nasional agar dia lebih bisa berprestasi di masa mendatang.
Acara yang juga dihadiri oleh anggota komite sekolah dan juga Sahlan Rosidi selaku kakek dari Hidayah ini juga diisi dengan pembekalan motivasi untuk seluruh siswa yang disampaikan oleh Fikri Nahdi S.T selaku konsultan pendidikan yayasan. Dalam pembekalannya Fikri antara lain meminta para siswa bisa menjadikan keberhasilan Hidayah ini sebagai sebuah contoh nyata bahwa jika kita telah mempunyai mimpi dan cita-cita maka janganlah mudah menyerah untuk mewujudkannya. Man Jadda Wajada , barang siapa bersungguh-sungguh dia akan berhasil.